ARSITEKTUR TRADISIONAL TONGKONAN (TORAJA)

Assalamu alaikum WR Wb, sudah lama nih gak posting artikel, Namun saya akan share ke teman-teman khususnya jurusan Arsitektur tentang ilmu yang saya dapat tentang Arsitektur Tradisional Toraja. Moga Artikel ini bermanfaat bagi teman-teman. Selamat mengerjakan tugas :D



Tana Toraja terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, Kepulauan Sulawesi. Sebuah pulau yang terletak diantara Pulau Kalimantan dan Pulau Maluku dan sekitarnya.
Toraja termasuk tempat pariwisata yang banyak di kunjungi oleh para wisatawan baik wisatawan asing maupun wisatawan mancanegara. Pemandangan alam yang ada di Tana Toraja sangat indah dan sejuk. Bukit, Gunung, Sawah, Sungai dan Rumah adatnya yang masih dilestarikan membuat kota Tana Toraja menjadi kota pariwisata.
Tana Toraja beriklim Tropis. Namun, perubahan iklim dunia dan pengaruh pemanasan global sedikit mempengaruhi pola iklim di Tana Toraja dalam satu dekade terakhir, namun pola dan masa tanam padi yang hampir seluruhnya mengandalkan air hujan tetap belum berubah. Curah hujan tertinggi biasanya terjadi pada Desember hingga Januari.
Suku Toraja yang ada sekarang ini bukanlah suku asli, tapi merupakan suku pendatang. Menurut kepercayaan atau mythos yang sampai saat ini masih dipegang teguh, suku Toraja berasal dari khayangan yang turun pada sebuah pulau Lebukan. Kemudian secara bertahap dengan menggunakan perahu mereka datang ke Sulawesi bagian Selatan. Di pulau ini mereka berdiam disekitar danau Tempe dimana mereka mendirikan perkampungan. Perkampungan inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan Bugis.


Diantara orang-orang yang mendiami perkampungan ini ada seorang yang meninggalkan perkampungan dan pergi ke Utara lalu menetap di gunung Kandora, dan di daerah Enrekang.

Orang inilah yang dianggap merupakan nenek moyang suku Toraja.
Sistim pemerintahan yang dikenal di Toraja waktu dulu adalah sistim federasi. Daerah Toraja dibagi menjadi 5(lima) daerah yang terdiri atas :
1. M a k a l e
2. Sangala
3. Rantepao
4. Mengkendek
5. Toraja Barat


a. KEPERCAYAAN
Di Tana Toraja dikenal pembagian kasta seperti yang terdapat didalam agama Hindu-Bali. Maka mungkin karena itulah sebabnya kepercayaan asli suku Toraja yaitu AGAMA ALUKTA ditetapkan pemerintah menjadi salah satu sekte dalam agama Hindu Bali. Namun seiring pergantian waktu dan sejak islam dan agama lainnya masuk ke Indonesia, maka masyarakat toraja sekarang mayoritas beragama Kristen Protestan dan sebagian kecil bergama islam. Kasta atau kelas ini dibagi menjadi 4 (empat) :
1. Kasta Tana' Bulaan
2. Kasta Tana' Bassil
3. Kasta Tana’Karurung
4. Kasta Tana’ Kua-kua

Toraja sangat dikenal dengan upacara adatnya. Didalam menjalankan upacara dikenal 2 (dua) macam pembagian yaitu:

1. Upacara kedukaan disebut Rambu Solok.
Upacara ini meiiputi 7 (tujuh) tahapan, yaitu :
a. Rapasan
b. Barata Kendek
c. Todi Balang
d. Todi Rondon.
e. Todi Sangoloi
f. Di Silli
g. Todi Tanaan.

2. Upacara kegembiraan disebut Rambu Tuka.
Upacara ini juga meliputi 7 (tujuh) tahapan, yaitu
a. Tananan Bua’
b. Tokonan Tedong
c. Batemanurun
d. Surasan Tallang
e. Remesan Para
f. Tangkean Suru
g. Kapuran Pangugan


b. ADAT, SOSIAL DAN BUDAYA TORAJA
Karena mayoritas penduduk suku Toraja masih memegang teguh kepercayaan nenek moyangnya (60 %) maka adat istiadat yang ada sejak dulu tetap dijalankan sekarang. Hal ini terutama pada adat yang berpokok pangkal dari upacara adat Rambu Tuka’ dan Rambu Solok. Dua pokok inilah yang merangkaikan upacara-upacara adat yang masih dilakukan dan cukup terkenal. Upacara adat itu meliputi persiapan penguburan jenazah yang biasanya diikuti dengan adu ayam, adu kerbau, penyembelihan kerbau dan penyembelihan babi dengan jumlah besar. Upacara ini termasuk dalam Rambu Solok, dimana jenazah yang mau dikubur sudah di simpan lama dan nantinya akan dikuburkan di gunung batu. Akan hal tempat kuburan ini, suku Toraja mempunyai tempat yang khusus. Kebiasaan mengubur mayat di batu sampai kini tetap dilakukan meskipun sudah banyak yang beragama Protestan dan Katholik, Kristen. Hanya yang sudah beragama Islam mengubur mayatnya dalam tanah sebagaimana lazimnya. Seluruh upacara dalam rangkaian penguburan mayat ini memerlukan biaya yang besar. Itu ditanggung oleh yang bersangkutan disamping sumbangan-sumbangan.

Besar kecilnya upacara mencerminkan tingkat kekayaan suatu keluarga. Kriterianya diukur dari jumlah babi dan kerbau yang dipotong disamping lamanya upacara. Untuk kaum bangsawan upacara itu sampai sebulan dan hewan yang dipotong mencapai ratusan. Belum lagi biaya (lainnya) yang banyak, sekalipun dirasakan berat tetapi lambat laun dari masalah adat telah berubah menjadi masalah martabat.



A. Arsitektur Toraja (Tongkonan)

Rumah adat Toraja (Tongkonan) bentuknya menyerupai perahu Kerajaan Cina jaman dahulu. Konon kata Tongkonan berasal dari istilah “tongkon” yang berarti duduk, dahulu rumah ini merupakan pusat pemerintahan, kekuasaan adat dan perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat Tana Toraja. Rumah ini tidak dimiliki oleh perseorangan, melainkan dimiliki secara turun-temurun oleh keluarga atau marga suku Tana Toraja.

Bagian atap terbuat dari bambu sedangkan bagian tiang-tiang penyangga di ambil dari kayu Pohon banga.


Bagian Tiang depan dimaksudkan sebagai tolak sombah.

Bagian Luar Rumah Tongkonan
Rumah Tongkonan memiliki tangga di sebelah kanan dan sebuah teras depan yang disebut Palladan. Bagian lainnya seperti dapur untuk tempat memasak berada di kolong bagian belakang rumah. Untuk kamar mandinya terpisah dari bangunan rumah. Kolong bagian tengah rumah Tongkonan juga digunakan sebagai tempat kandang babi.


Rumah adat (Tongkonan) di daerah Pallawa di bagi atas 3 bagian ruang dalam :

Denah Tongkonan :


1. Sumbu


Sumbu terletak di bagian belakang rumah Tongkonan. Biasanya Sumbu digunakan sebagai tempat barang atau sebagai kamar untuk orang tidur (mayat). Dalam tradisi orang toraja, jika Orang tidur (mayat) yang telah disimpan dibagian sumbu biasanya sudah mau di upacarakan.

2. Sali’


Sali’ terletak di bagian tengah rumah Tongkonan.Sali’ digunakan sebagai tempat untuk berkumpul dengan keluarga. Bagi orang Toraja keluarga adalah yang terpenting. Selain itu, Sali’ juga digunakan sebagai tempat untuk membuat kerajinan tangan. Di setiap dinding rumah Tongkonan sangat banyak hasil kerajinan tangan yang tergantung. Orang Toraja sangat mencintai seni dan selalu diajarkan untuk tetap mempertahankan budaya nenek moyangnya.

3. Tandok


Tandok terletak di bagian depan rumah tongkonan. Tandok digunakan sebagai tempat ruang tidur keluarga. Didalam Tandok, mereka tidur bersama-sama. Bagi orang toraja kebersamaan keluarga sangatlah penting. Walaupun didalam rumah Tongkonan hanya ada sebuah kamar tapi mereka lebih senang tidur bersama keluarga. Mereka bisa saling menjaga satu sama lainnya.

LAST :
Inilah teman-teman kelompokku selama berada di Toraja, kami survey langsung Arsitektur Toraja dan study tour ini kami lakukan pada tahun 2010. Moga Bermanfaat bagi teman-teman yang membutuhkan data tentang arsitektur Toraja.















Baca Juga selengkapanya trip saya di kota-kota indonesia :
1.  12-tempat-yang-bisa-di-kunjungi-di-kota Balikpapan
2. trip-in-ternate-part-2
3. camping-di-pantai-jikomolamo-ternate
4. one-day-trip-in-manado-city
5. trip-one-day-in-ternate
6. 7-hal-yang-bisa-dilakukan-di-kota-weda
7. explore-weda-desa-nusliko (air terjun sigela)
8. my-job-di-kota-weda-kabupaten-halmahera Tengah

Comments

  1. Haduhh... boss.. datanya kurang valid nih.. coba download dulu jurnal ini..

    PERWUJUDAN KOSMOLOGI PADA BANGUNAN RUMAH TRADISIONAL
    TORAJA
    Mashuri
    JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS TADULAKO PALU

    disitu sudah ada denahnya juga..atau link yang ini

    http://repository.petra.ac.id/15677/1/LAPORAN_BATAK_MINANG_TORAJA_ALL.pdf

    ReplyDelete
    Replies
    1. boss adakah tentang interior rumah toraja

      Delete
  2. Sepertinya bangunan itu sudah direnovasi mas.. jadi tangganya ada diluar bangunan...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

STRUKTUR KABEL

Arsitektur Islam Mesjid Al-Markas Makassar

Bisnis MLM (Tianshi) - Rugi atau Untung ????